Site icon

Unit Bisnis Royal Golden Eagle Mengajari Petani Cara Bertani yang Tepat

Unit Bisnis Royal Golden Eagle Mengajari Petani Cara Bertani yang Tepat

Royal Golden Eagle (RGE) berusaha keberadaannya mampu menjadi berkah bagi berbagai pihak. Mereka berupaya untuk memberi manfaat kepada pihak lain. Ini dibuktikan secara nyata oleh Grup APRIL yang konsisten mengajari para petani cara bertani yang baik.

APRIL merupakan unit bisnis dari RGE yang bergerak dalam industri pulp dan kertas. Mereka termasuk sebagai salah satu yang terbesar di dunia.  Hal itu tidak mengherankan karena melihat kapasitas produksinya yang tinggi. Per tahun, unit bisnis grup yang dulu bernama Raja Garuda Mas tersebut mampu memproduksi pulp 2,8 juta ton dan kertas hingga 1,15 juta ton.

Sebagai bagian dari Royal Golden Eagle, APRIL selalu berusaha menjadikannya keberadaannya berguna bagi pihak. Ada banyak kegiatan yang dijalankan. Namun, Sistem Pertanian Terpadu atau Integrated Farming System yang digulirkannya terbukti membantu para petani kecil.

Saat ini, APRIL memiliki basis utama di kawasan Pangkalan Kerinci, Riau. Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama penduduk di sana. Tahu persis hal tersebut, unit bisnis dari RGE ini berusaha membantu para petani untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Cara yang diambil ialah dengan mengajari sistem pertanian yang tepat.

Oleh sebab itu, Sistem Pertanian Terpadu dijalankan oleh APRIL. Mereka bertujuan meningkatkan keterampilan para petani setempat yang mencakupi tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pengembangan pengolahan padi.

Dalam program tersebut, APRIL memberikan berbagai pelatihan, fasilitas, dan dukungan teknis yang berkelanjutan kepada petani. Diharapkan dengan kegiatan ini kemampuan petani meningkat sehingga mampu memiliki sumber penghidupan yang layak.

Ada banyak contoh nyata Sistem Pertanian Terpadu. Salah satu contohnya adalah kemampuan petani untuk mengolah lahan gambut yang terkenal kurang produktif.

Lahan gambut banyak ditemui di Provinsi Riau. Jenis lahan ini dikenal sulit ditanami dan kurang subur. Akibatnya petani enggan bercocok tanam di sana. Kalaupun nekat melakukannya, hasil yang diraih kurang maksimal.

Namun, berkat Sistem Pertanian Terpadu, kondisi tersebut berhasil diatasi. Contohnya dibuktikan oleh para petani di kawasan Meka, Sungai Lipai, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar. Mereka yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Tani itu berhasil memanfaatkan lahan gambut sebagai tempat menanam mentimun. Terbukti, hasil panen tidak kalah dengan lahan lain.

Perlu diketahui, Kelompok Tani Mekar Tani mampu memanen enam ton mentimun dalam lahan seluas 0,5 hektare yang dikelola. Lebih hebat lagi, kualitas panennya juga bersaing dengan hasil dari kawasan pertanian lain.

“Pembinaan RAPP (unit operasional APRIL, Red.) berhasil meningkatkan kesejahteraan petani. Sejak penerapan Sistem Pertanian Terpadu dilakukan, setidaknya tujuh kali panen kami mampu memenuhi kebutuhan pasar. Sebelumnya kami kesulitan dan selalu terkendala banyak faktor, seperti produk lain yang lebih bagus sehingga diterima di Pekanbaru,” kata Ketua Kelompok Tani Mekar Tani, Sakimin.

Berkat dukungan dari APRIL dalam Sistem Pertanian Terpadu, pertanian bisa menjadi penopang kehidupan para anggota Kelompok Tani Mekar Tani. Mereka berhasil mengembangkan diri sebagai petani beragam jenis sayur-sayuran yang laris di pasaran.

Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh para petani di Kelompok Tani Rizki Mandiri yang ada di Desa Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar. Namun, kali ini mereka memperoleh dukungan Sistem Pertanian Terpadu dalam bidang peternakan.

Unit bisnis Royal Golden Eagle ini membantu mereka dengan memberi 14 ekor bibit sapi. Dengan pendampingan yang baik dari APRIL, Kelompok Tani Rizki Mandiri mampu membiakkan sapi-sapi tersebut. Hingga kini sapi yang dipelihara sudah berkembang hingga menjadi 72 ekor.

“Semoga sistem ternak yang diterapkan mampu terus mengembangkan hasil kami dengan baik dan cepat,” kata Saijo, salah satu anggota Kelompok Tani Rizki Mandiri.

Peternakan dan perikanan merupakan salah satu aspek penting dalam Sistem Pertanian Terpadu. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh para petani dalam waktu senggang setelah mengelola lahan pertaniannya.

Selama ini, banyak waktu yang tersia-sia. Petani tidak melakukan apa pun pada masa itu. Kalaupun ada pekerjaan yang dilakukan, mereka justru masuk ke dalam hutan untuk mengambil kayu. Jelas saja hal tersebut berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan sehingga dukungan dalam peternakan dan perikanan sangat bermanfaat.

MELATIH YANG BELUM PAHAM

Indra Gunawan, petani andal yang berhasil karena mengikuti Sistem Pertanian Terpadu unit bisnis RGE dari APRIL

Dalam menjalankan Sistem Pertanian Terpadu, APRIL tidak membatasi kepada para petani saja. Oleh unit bisnis RGE tersebut, pihak-pihak yang tertarik untuk berkecimpung dalam pertanian, peternakan, dan perkebunan dipersilakan untuk ikut serta.

Banyak di antara mereka yang akhirnya menikmati buahnya. Berkat dukungan Sistem Pertanian Terpadu, mereka mampu menjadi petani atau peternak andal.

Contohnya adalah warga Dusun Suka Menanti, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, bernama Indra Gunawan Seperti dilaporkan oleh Antara Riau, Indra mengaku pada awalnya tidak tahu apa pun soal pertanian. Namun, sejak mendapat dukungan dari Sistem Pertanian, ia berkembang menjadi petani andal.

Mulanya Indra berprofesi sebagai kontraktor di sebuah pelabuhan. Namun, berbekal tekad dan keyakinan, ia bersemangat sekali untuk mengelola lahan seluas 20 x 20 meter yang ada di samping rumahnya. Di sana Indra menanam berbagai tanaman seperti cabe, jagung, serta beragam jenis sayur.

Sebelumnya Indra tidak tahu sama sekali cara bertani yang baik. Namun, karena terus mendapat pendampingan dari Sistem Pertanian Terpadu, Indra berhasil mengolah lahannya dengan baik. Hal tersebut terbukti dari hasil panen berlimpah.

Akhirnya banyak petani lain yang tergoda untuk mengikuti jejak Indra. Mereka mengharapkan dukungan unit bisnis Royal Golden Eagle tersebut kepada mereka dari Sistem Pertanian Terpadu. Ini membuat para petani akhirnya berhimpun dalam Kelompok Tani (Poktan) Jaya Bersama pada 2013. Secara bersama-sama, mereka mengelola lahan seluas 5 hektare.

Sama seperti Indra, akhirnya para petani lain juga merasakan peningkatan hasil pertanian. “Pendapatan pertanian ini lebih tinggi dari yang lain. Dari 20 petani di kelompok kami ada yang sudah membeli mobil dari hasil bertaninya,” cerita Indra.

Kunci keberhasilan Indra dan para petani di Poktan Jaya Bersama ialah pengetahuan sistem pertanian yang tepat. Hal itulah yang membuat hasil pertanian mereka meningkat pesat.

“Dahulu kami tidak tahu bagaimana pola tanam yang baik. Setelah pelatihan, kami menjadi tahu bagaimana menanam yang sehat dan menulis administrasi kami. Kami juga tidak hanya diberikan pelatihan tersebut, tetapi RAPP juga memberikan pupuk dan bibit tanaman yang bagus. Saya pernah coba tanam kacang panjang dan, Alhamdulillah, panen 1,2 ton” papar Indra.

Tidak mengherankan, hingga kini, Sistem Pertanian Terpadu terus berkembang. Pada mulanya, kegiatan unit bisnis Royal Golden Eagle ini hanya menangani lahan pertanian desa seluas 170 hektare. Namun sampai saat ini, Sistem Pertanian Terpadu telah berkembang ke area hingga 2.400 hektare.

Bukan hanya itu, tercatat, sampai 2017, APRIL telah menyerahkan bantuan pertanian dalam Sistem Pertanian Terpadu kepada 1.618 keluarga. Mereka juga berhasil melatihnya setidaknya 566 orang petani. Berkat semua itu, ada lahan seluas 4.845 hektare dibudidayakan.

Sistem Pertanian Terpadu terbukti bermanfaat besar. Banyak petani yang terbantu berkat program yang digagas oleh unit bisnis bagian Royal Golden Eagle tersebut.