Site icon

Anak Mengalami Plagiocephaly, Bagaimana Mengatasinya?

(Foto. Dok : Inmountain Healthcare)

Anak adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Demi menjamin kebahagiaan dan memberikan perlindungan yang terbaik, banyak orangtua yang bahkan sudah mulai mempersiapkan asuransi untuk sang anak sejak dini. Dengan begitu, ketika suatu saat terjadi sesuatu pada orangtua, masa depan anak tetap terjamin karena bisa mengajukan klaim asuransi untuk mendapatkan uang pertanggungan yang sudah dipersiapkan orangtua.

Namun, walaupun segala sesuatu sudah dipersiapkan dengan baik, terkadang kondisi anak saat lahir tidak sesempurna yang diharapkan orangtua. Misalnya saja, ketika anak lahir dalam kondisi plagiocephaly. Meskipun begitu, pastinya orangtua tetap ingin memberikan hal yang terbaik untuk anak kan?

(Foto. Dok: Parenting Orami)

Menurut situs klikdokter, plagiocephaly adalah kondisi dimana kepala bayi mengalami penekanan dalam waktu lama saat berada di dalam kandungan sehingga menyebabkan bentuknya datar. Di Indonesia sendiri, kondisi kesehatan ini sering disebut dengan istilah kepala peyang. Meskipun memiliki bentuk kepala yang berbeda dengan anak lainnya, tetapi hal ini tidak mempengaruhi kinerja otaknya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir dengan tumbuh kembangnya nanti.

Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah masalah plagiocephaly atau bentuk kepala ini semakin parah, yaitu:

Bayi yang baru lahir cenderung suka tidur dengan posisi telentang karena masih belum kuat menahan badannya. Ada baiknya jikaa Anda secara perlahan mengubah posisi tidurnya secara berkala. Miringkan tubuhnya ke sisi kanan dan kiri.

Banyak orangtua yang senang meletakkan bantal di bawah kepala bayi saat tidur. Namun ternyata, hal ini tidak disarankan karena dapat membuat kepala bayi berada dalam posisi yang sama secara terus menerus. Bahkan, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa penggunaan bantal peyang untuk bayi bisa mengatasi masalah kepala peyang.

Bayi masih terlalu kecil sehingga Anda selalu menggendongnya dalam posisi berbaring. Padahal, hal ini tidak disarankan karena Anda sebaiknya mengubah posisinya secara berkala, yaitu berbaring dan berdiri. Tentunya, dalam kondisi berdiri, Anda harus bisa menyangga seluruh bagian tubuh bayi dengan cara yang tepat.

Ada helm khusus yang memang ditujukan untuk bayi dengan kondisi ini. Ada baiknya jika Anda mengonsultasikan pada dokter yang menangani anak Anda, kapan dan bagaimana penggunaan helm ini.

Hal yang tidak kalah pentingnya yaitu, Anda harus terus men-support anak karena mungkin anak akan merasa kurang percaya diri dengan keadaannya. Sehingga, dukungan dari Anda maupun orang di sekitarnya akan sangat dibutuhkan. (Vita)