Wabah Penyakit Difteri di Masa Pandemi, Kenali Gejala dan Penyebabnya!

Gambar: Doc. Urban Sehat
Mewabahnya penyakit menular menyeramkan lain yang terjadi dimasa pandemi ini menjadi kewaspadaan semua pihak, termasuk para tenaga medis yang sedang berjuang dilapangan melawan penyebaran virus Corona / covid-19. Salah satu yang sedang menjadi perhatian sekarang adalah penyakit difteri yang kini menjadi wabah di negara Vietnam dan Haiti.
Sedikit kita kenali apa itu penyakit difteri?

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi yang dibawa oleh bakteri bernama Corynebacterium Diphteriae. Bakteri ini akan menyerang organ dalam tubuh yaitu selaput lendir pada hidung dan tenggorokan manusia, bahkan bisa mempengaruhi pada kulit. Penyakit ini sangat mudah untuk menular dan termasuk dalam infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa setiap penderita nya.
Bila tidak cepat ditangani, bakteri penyakit difteri tersebut dapat mengeluarkan racun yang bisa merusak sejumlah organ dalam tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak. Difteri ini tergolong penyakit menular yang berbahaya dan berpotensi dapat mengancam jiwa seseorang, namun bisa dicegah melalui imunisasi sejak dini.
Penularan Penyakit Difteri

Penyakit ini bisa menular karena penyebarannya diakibatkan adanya penularan melalui partikel di udara, benda pribadi, peralatan rumah tangga yang sudah terkontaminasi, serta jika menyentuh luka yang telah terinfeksi kuman difteri.
Selain itu, difteri juga bisa mudah menular lewat air liur seseorang. Misalnya, kamu berbagai makanan atau minuman kepada orang yang terjangkit penyakit difteri atau melakukan kontak fisik yang melibatkan air liur, dengan pengidap penyakit difteri, maka kamu bisa beresiko tertular difteri.
Gejala Penyakit Difteri, Waspada Ya!

Untuk gejalanya sendiri biasanya akan muncul sekitar 2-5 hari sejak seseorang itu terinfeksi kuman penyebab difteri. Berikut beberapa gejala yang akan muncul pada penderita difteri :
- Demam dan menggigil
- Suara serak disertai nyeri tenggorokan
- Sulit untuk bernafas atau napas yang cepat
- Badan terasa lemas dan lelah
- Pilek yang awalnya cair, tetapi dapat sampai bercampur darah;
- Batuk yang keras
- Penglihatan agak buram
- Kulit yang pucat dan dingin, berkeringat, dan jantung berdebar cepat
Pengobatan Penyakit Difteri
Jika kamu sudah mulai merasakan gejala-gejala diatas, maka segeralah untuk pergi ke dokter agar segera diobati. Beberapa langkah pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter antara lain sebagai berikut :
- Pemberian antitoksin, untuk melawan racun difteri yang dihasilkan oleh bakteri.
- Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi di bawah pengawasan dokter.
- Anjuran pemberian booster vaksin difteri setelah pengidap kembali sehat, untuk membangun pertahanan tubuh terhadap difteri baru.
Pencegahan Penyakit Difteri

Kamu juga bisa melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyakit difteri ini agar tidak terjangkit, antara lain:
- Vaksinasi difteri bisa melalui imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis) yang dilakukan sebanyak lima kali saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4–6 tahun.
- Vaksinasi difteri yang diberikan lewat imunisasi Td atau Tdap untuk anak usia di atas 7 tahun, ini harus diulang setiap 10 tahun sekali, termasuk untuk orang dewasa.
Kapan kita harus pergi ke dokter?
Segeralah untuk periksa diri Anda ke dokter jika sudah mengalami gejala-gejala penyakit difteri yang sudah disebutkan di atas, terutama jika memiliki risiko untuk tertular penyakit menyeramkan itu.
Nah, untuk itu kita harus selalu menjaga kebersihan dan tidak dahulu untuk berkontak fisik dengan orang lain demi menjaga tubuh agar tetap sehat. Karena bisa kita lihat sendiri jika difteri ini juga merupakan penyakit kategori berbahaya karena menjadi wabah yang dapat mematikan.
Semoga bermanfaat~