Membuat kamar untuk anak laki-laki memang susah-susah gampang. Pasalnya, selera anak laki-laki sungguh berbeda dengan anak perempuan dan tidak bisa disamakan. Bagi kita yang tinggal di unit apartment Mega Kuningan yang memiliki desain template kamar secara default, tentunya jika ingin membuatnya pun perlu usaha berlebih. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dan juga dipersiapkan. Ingin tahu caranya? Simak dalam artikel berikut ini 😀
Tentukan tema interior kamar.
Sebelum mulai menata kamar, tentukan tema sentral yang akan menjadi penentu keseluruhan desain interior kamar. Misalnya tema superhero, sport, minimalis, ruang bermain, atau kartun. Tema ini akan membantu untuk memilih furnitur yang nantinya akan mengisi ruang kamar anak. Jika anak menyukai olahraga, mungkin alih-alih memilih springbed biasa, kita bisa memilih bunk bed. Tentunya, jangan lupa untuk memasang pembatas pada bunk bed agar anak tidak terjatuh saat tidur.
Pilih warna.
Biasanya anak laki-laki identik dengan warna biru. Namun demikian, ada banyak warna yang terkesan maskulin di luar warna biru, loh. Seperti abu-abu, putih, hitam, hijau salem, krem, atau bahkan merah. Agar tidak terkesan kelam, kita bisa memadukan dua warna yang berbeda menjadi perpaduan yang serasi. Misalnya saja seperti hitam dan abu-abu.
Pilih furnitur yang tidak berujung lancip.
Pastikan bahwa semua furnitur yang ada di dalam kamar anak tidak membahayakan. Jika terpaksa harus menggunakan benda-benda berujung lancip, lapisi ujung-ujungnya dengan selotip agar tidak melukai anak.
Jangan memenuhi kamar anak dengan furnitur yang tidak penting.
Sebisa mungkin untuk bisa pertahankan adanya ruang kosong pada kamar anak agar anak kita bisa dengan leluasa bermain di tengah-tengah kamar.
Sediakan sebuah kotak yang bisa digunakan untuk menyimpan mainan anak.
Ajarkan anak kita untuk meletakkan mainan-mainannya dan menyimpannya di dalam kotak rahasia. Dengan begitu, anak merasa memiliki sesuatu yang harus dijaganya dengan baik dan hal ini secara tidak langsung mengajarkan rasa tanggung jawab pada anak.
Nah, selamat mencoba, ya! Jangan lupa juga untuk melibatkan si kecil dalam proses pembuatannya agar ia juga bisa mengekspresikan keinginannya. Semoga berhasil!